Teori administrasi menjelaskan upaya-upaya untuk
mendefinsikan fungsi universal yang dilakukan para pimpinan dan asas-asas yang
menyusun praktik kepemimpinan yang baik.
Penyumbang utama teori administrasi ialah seorang industrial prancis
bernama Henry Fayol.
Karena
itu, setiap pemikiran tentang adminstrasi dan manajemen selalu diawali dari
pemikiran Henry Fayol (1841-1952),
dan Frederick Winslow Taylor (1856-1916).
Henry Fayol disebut sebagai bapak
administrasi (father of modern
operational management theory).
Fayol
menggunakan pendekatan berdasarkan atas administrative
management (manajemen administrasi),
sedangkan Taylor karena pengalamannya berdasarkan analisanya atas operative management (manajemen operatif). Manajemen
administrasi adalah suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai pada tingkat
pimpinan yang terbawah. Sedangkan yang dimaksud dengan operarive management
ialah pendekatan dari bawah ke atas.
Fayol
adalah seorang insinyur bangsa Perancis yang bekerja pada industri
pertambangan. Berdasarkan studinya ia menarik kesimpulan bahwa prinsip-prinsip
pokok administrasi dapat diterapkan pada semua bentuk organisasi. Permasalahan
yang dihadapi oleh Fayol adalah bagaimana ia dapat menyelamatkan suatu
perusahaan pertambangan yang menghadapi kebangkrutan.
Untuk
menghadapi permasalahan kebangkrutan Fayol mencoba metode-metode pekerjaan dan
perencanaan pekerjaan. Hasil karya ilmiah yang utama adalah Administration Industrielle et Generalle
(General and Industrial Administration), setelah pensiun dalam usia 72
tahun ia mencurahkan diri dari sisa hidupnya dengan mendirikan Pusat Studi
Administrasi dan mencoba untuk menerapkan idenya pada Administrasi Publik di
Perancis.
Fayol
memberikan tiga sumbangan besar bagi pemikiran administrasi dan manajemen yaitu
(1) aktivitas organisasi, (2) fungsi dan tugas, (3) prinsip-prinsip
administrasi dan manajemen.
Fayol
juga merumuskan fungsi-fungsi administrasi atau fungsi-fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling (POCCC).
Sedangkan Taylor, merumuskan prinsip-prinsip administrasi dan manajemen yaitu Palanning, Organizing, Actuating, Controling
(POAC).
Prinsip-prinsip Administrasi
Selanjutnya Fayol dalam Robbins (2001:380),
mengemukakan prinsip-prinsip administrasi sebanyak 14 yaitu sebagai berikut.
(1) Pembagian pekerjaan, prinsip ini sama dengan pembagian tenaga kerja menurut
Adam Smith, spesialisasi meningkatkan hasil yang membuat tenaga kerja lebih
efisien. (2) Wewenang. Manajer harus memberi perintah, wewenang akan membuat
mereka melakukan dengan baik. (3). Disiplin. Tenaga kerja harus membantu dan
melaksanakan aturan yang ditentukan organisasi. (4) Kesatuan komando. Setiap
tenaga kerja menerima perintah hanya dari yang berkuasa. (5) Kesatuan arah.
Beberapa kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan yang sama dapat
diperintahkan oleh seorang manajer menggunakan satu rencana. (6) mengalahkan
kepentingan individu untuk kepentingan umum. Kepentingan setiap orang, pekerja
atau kelompok pekerja tidak dapat diutamakan dari kepentingan organisasi secara
keseluruhan. (7) Pemberian upah. Pekerja harus dibayar dengan upah yang jelas
untuk pelayanan mereka. (8) Pemusatan. Berhubungan pada pembandingan yang mana
mengurangi keterlibatan dalam pengambilan keputusan. (9) Rentang kendali. Garis
wewenang dari manajemen puncak pada tingkatan di bawahnya merepresentasikan
rantai scalar. (10) Tata tertib. Orang dan bahan-bahan dapat ditempatkan dalam
hal yang tepat dan dalam waktu yang tepat. (11) Keadilan. Manajer dapat berbuat
baik dan terbuka pada bawahannya. (12) Stabilitas pada jabatan personal.
Perputaran yang tinggi merupakan ketidakefisienan. (13) Inisiatif. Tenaga kerja
yang menyertai untuk memulai dan membawa rencana yang akan menggunakan upaya
pada tingkat tinggi. (14) Rasa persatua. Kekuatan promosi tim akan tercipta
dari keharmonisan dan kesatuan dalam organisasi.
Sedangkan Hebert Simon (2400:68), membagi empat
prinsip-prinsip administasi yang lebih umum: (1) efisien administrasi dapat
ditingkatkan melalui suatu spesialisasi tugas dikalangan kelompok, (2)
administrasi ditingkatkan dengan anggota kelompok di dalam suatu hirarki yang
pasti . (3) efisien administrasi dapat ditingkatkan dengan membatasi jarak
pengawasan pada setiap sector da dalam organisasi sehingga jumlahnya menjadi
kecil, (4) efisiensi administrasi ditingkatkan dengan mengelompokka pekerjaan,
untuk maksud-maksud pengawasan berdasarkan: tujuan, proses, langganan, tempat.
Focus utama
teori Administrasi menurut Fayol dalam
Adam Kuper & Jessica Kuper (2000:605), adalah penentuan tipe spesialisasi
dan hirarki yang paling mengoptimalkan efisiensi organisasi. Teori administrasi
dibangun atas empat pilar utama:yaitu pembagian tenaga kerja, proses skala dan
fungsional, struktur organisasioanl dan rentang kendali (span of control)
Teori
adminitrasi menurut Wiliam L. Mor.ow, dalam Ali
Mufiz, (2004) sebagai berikut: (1) Teori
Deskriptif adalah teori yang menggambarkan apa yang
nyata terjadi dalam sesuatu organisasi dan memberikan postulat mengenai
faktor-faktor yang mendorong orang berperilaku. (2) Teori Perspektif adalah teori yang menggambarkan
perubahan-perubahan di dalam arah kebijakan publik, dengan mengeksplotasi
keahlian berokrasi, penekanan teori ini ada adalah untuk melakukan pembaharuan,
melakukan koreksi dan memperbaiki proses pemerintahan. (3) Teori Normatif pada dasarnya teori mempersoalkan peranan birokrasi.
(4) Teori Asumtif, adalah teori yang memusatkan perhatiannya pada
usaha-usaha untuk memperbaiki praktik administrasi. (5) Teori Istrumental adalah
teori yang bermaksud untuk melakukan konseptualisasi mengenai cara-cara untuk
memperbaiki teknik manjemen, sehingga dapat dibuat sasaran kebijakan secara
lebih realistis.
Teori menurut Stephen P. Robbins dalam
Ali Mufiz (2004), sebagai berikut: (1)Teori
Hubungan Manusia. Teori ini semula dirintis oleh Elton Mayo. Pengembangan
teori Mayo didasarkan pada penemuan selam memimpin proyek Hawtorne yang berada di leingkungan Western Electric Company pada tahun 1927-1932. (2) Teori Pengambilan Keputusan . Para
pemikir yang menonjol dalam bidang ini adalah Simon, March, Russel Eckoff, Jay Forrester, Martin Starr dan Kenneth
Boulding.dalam proses pengambilan keputusan para pemikir menyarankan
dipergunakan statistik, model optimasi,
model informasi dan simulasi. (3) Teori
Perilaku. Teori perilaku sebenarnya bermaksud untuk mengitegrasikan semua
pengetahuan mengenai anggota organisasi, struktur dan prosesnya. (4) Teori Sistem. Dalam teori ini, organisasi dipandang sebagai suatu system
yang menampilkan karakteristiknya sebagai penerima masukan (input absorbers), pengolah (prosesor),
dan penghasil (output generatot). Selanjutnya
kerangka pemikiran system akan menunjukan dua hal: (a) bahwa perubahan dari
atau dalam salah satu subsistem akan mengkibatkan perubahan pada
subsistem-subsistem lainnya. (b) suatu system akan selalu berhubungan dengan
system yang lebih besar. (5) Teori
Kontigensi. Pada awalnya teori ini
dipergunakan pada pengembangan struktur organisasi yang dirancang agar secara
optimal dapat mengadaptasi teknologi dan lingkungan.
Teori
administaris menurut K. Bailey, dalam
Necholas Henry, (1988:31-34), yaitu
ditingkat dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki proses
pemerintahan. Selanjutnya Bailey mengemukakan empat kategori teori administrasi
public, dan setiap kategori teori mempunyai pusat perhatian yang berbeda satu
sama lain. (1) Teori deskriptif atau deskripsi struktur bertingkat dan berbagai
hubungan dengan lingkungan kerjanya. (2) Teoti Normatif atau nilai-nilai yang
menjadi tujuan bidan ini, alternative keputusan yang seharusnya diambil oleh
penyelenggara administrasi public (praktisi) dan apa yang seharusnya dikaji dan
dianjurkan kepada pelaksana kebijakan. (3) Teori Asumtif, pemahaman yang benar
tergadap realitas seorang administrator, suatu teori yang tidak mengambil
asumsi model setan muapun model malaikat berkras (4) Teori Instrumens, atau
peningkatan teknik-teknik manajerual dalam rangka efisiensi dan efektivaras
pencapian tujuan publik.
Selanjutnya Herbert A. Simon ( 2004:26, mengatakn
bahwa teori administrasi pada hakekatnya menyangkut batas-batas aspek perilaku
manusia yang rasional dan yang tidak rasional. Teori administrasi menurut Simon
adalah secara kahs juga merupakan teori rasionalitas yang diharapkan dan
terbatas teori mengenai perilaku manusia yang mementingkan kepuasan karena ia
tak memiliki kecerdasan untuk berusaha mencapai titik maksimum.
Jadi dapat
dikatakan bahwa Teori Adminstrasi Publik
adalah serangkaian konsep yang berhubungan dengan kepublikan yang telah diuji
kebenarannya melalui riset, dalam hal pencapaian tujuan secara efisien dan
efektif.
TEORI
ADMINISTRASI
Menurut Charles A. Beard tidak ada sesuatu hal untuk abad
modern sekarang ini yang lebih penting dari Administrasi. Kelangsungan hidup
pemerintahan yang beradab itu sendiri akan sangat tergantung atas kemampuan
kita untuk membina dan mengembangkan suatu administrasi yang mampu memecahkan
masalah-masalah masyarakat modern.
Sondang Siagian mendefinisikan administrasi sebagai
"keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Ada beberapa hal yang terkandung dalam definisi di atas.
Pertama, administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya
permulaannya sedang akhirnya tidak ada. Kedua, administrasi mempunyai
unsur-unsur tertentu, yaitu 1) adanya dua manusia atau lebih, 2) adanya tujuan
yang hendak dicapai, 3) adanya tugas atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan,
4) adanya peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu.
Ketiga, administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru
karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia.
Administrasi sebagai seni dan ilmu. Administrasi sebagai
seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaan dari suatu kegiatan
sedang kapan berakhirnya kegiatan itu sendiri tidak diketahui. Administrasi
sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul
bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai
"seni" merupakan suatu social phenomenon.
Sampai dengan tahun 1886, manusia hanya mengenal
administrasi sebagai seni. Kemudian, pada tahun 1886 itu timbullah suatu ilmu
baru, yang sekarang ini dikenal dengan Ilmu Administrasi yang objek studinya
tidak termasuk objek studi ilmu-ilmu yang lain. Ilmu Administrasi telah pula
memiliki metode analisisnya sendiri, sistematikanya sendiri, prinsip-prinsip,
dalil-dalil serta rumus-rumusnya sendiri.
Sekarang ini administrasi dikenal sebagai suatu artistic
science karena di dalam penerapannya "seninya" masih tetap memegang
peranan yang menentukan. Sebaliknya seni Administrasi dikenal sebagai suatu
scientific art karena seni itu sudah didasarkan atas sekelompok prinsip-prinsip
yang telah teruji "kebenarannya".
Bidang-bidang atau percabangan dari pembagian ilmu
administrasi dapat dibedakan secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal,
berarti penekannya pada sifat atau karakter dari kerja sama yang ada, dapat
dibagi-bagi ke dalam cabang-cabang 1) administrasi kenegaraan (public
administration); 2) administrasi perusahaan (business administration), dan 3)
administrasi kemasyarakatan (social administration).
Secara horizontal berarti melihat administrasi dilihat dari
aspek teknisnya/unsur-unsurnya. Kajian ilmu administrasi ini adalah aspek
teknis/unsur-unsur administrasi yang mencakup 1) organisasi, 2) manajemen, 3)
kepegawaian, 4) keuangan, 5) perlengkapan, 6) pekerjaan kantor, 7) tata
hubungan/komunikasi, dan 8) perwakilan/public relation.
Sulit bagi kita membuat rumusan (definisi) yang singkat
tentang Administrasi Negara, untuk itu para ahli berusaha mencoba mengatasinya
dengan mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang ada dalam praktik Administrasi
Negara, yang berfokus pada aktivitas administrator dalam melaksanakan kebijakan
pemerintah/negara.
Peran Teori dan Evolusi Teori Administrasi
Menurut Bailey peran teori dalam administrasi publik bisa
dilihat dari aspek studi maupun praktik administrasi publik, untuk itu kita
perlu mengetahui penggolongan teori dalam studi administrasi publik menurut
terminologinya. Ada empat golongan teori menurut Bailey, yaitu teori-teori
berikut ini.
- Deskriptif
- Normatif.
- Asumtif.
- Instrumental.
Morrow memunculkan satu golongan teori di luar empat
golongan tersebut di atas, yaitu teori preskriptif.
Peran teori deskriptif lebih menekankan pada penggambaran
dan penguraian tentang apa itu administrasi publik, objek studinya, hubungan
komponen-komponen di dalam administrasi publik dan hubungan administrasi publik
dengan lingkungannya. Teori normatif menekankan pada pembahasan atas jawaban
pertanyaan peran apakah yang seharusnya dimainkan oleh administrasi publik
dalam menjalankan kegiatannya, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Peran teori asumtif, menurut Bailey teori asumtif
berhubungan dengan pertanyaan untuk apa peran-peran birokrasi publik yang akan
dimainkan dalam perubahan kebijakan dan untuk menemukan jawaban bagaimana para
administrator telah menyumbang terhadap peran pemerintah modern yang bertindak
cepat. Setiap administrator publik mempunyai asumsi-asumsi operasional tentang
kebiasaan/kelaziman manusia dan tentang apa yang dikerjakan oleh lembaga,
tetapi diselidiki ahli teori administrasi publik yang telah memperhalus
proposisi-proposisi yang mereka asumsikan. Penyempurnaan akhir praktik
administrasi akan tergantung pada kemampuan ahli-ahli teori dalam
memformulasikan secara konsisten dan memfokuskan atas citra kepribadian orang
dan kapasitas lembaga.
Peran teori instrumental terutama menyediakan teknik-teknik
administrasi manajemen untuk merumuskan tujuan-tujuan kebijakan lebih banyak
lagi, hal ini untuk menyalurkan impian-impian mereka. Bailey menyebutnya teori
instrumental karena teori ini memfokuskan diri pada usaha-usaha harmonisasi dan
koordinasi aparatur administrasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Bailey menggarisbawahi pentingnya teori instrumental
dalam administrasi publik.
Taylorisme, ajaran Taylor atau sering juga disebut sebagai
aliran manajemen ilmiah, menekankan pada peleburan atau penyatuan sumber daya
dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan cara yang lebih efisien. Ajaran Taylor menekankan pada manajemen
mekanik, ukuran alat-alat kerja, gerakan para pekerja dan training pekerja
untuk keahlian-keahlian mekanik dan supervisor dengan tujuan untuk memperoleh
"satu cara yang terbaik" guna mengimplementasikan suatu kebijakan
yang ditetapkan sebelumnya.
Gulick memperkenalkan idenya/gagasannya mengenai POSDCORB,
yang direpresentasikan dalam perkataannya "suatu rumusan yang dimaksudkan
untuk memperhatikan bahwa pekerjaan pimpinan eksekutif itu merupakan
unsur-unsur fungsional yang beragam". PODSCORB adalah suatu istilah yang
mencakup tanggung-jawab eksekutif atas suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, penyusunan staf, koordinasi, pelaporan, dan penganggaran.
Tulisan Weber menekankan pada deskripsi yang agak
preskripsi, yang memusatkan perhatian pada pola-pola kewenangan di dalam
birokrasi, di mana Weber menguraikan tiga tipe ideal kewenangan, yaitu
tradisional, kharismatik, dan rasional. Masing-masing tipe ideal disesuaikan
dengan kegunaan dan urgensinya. Weber menemukan hal ini dalam studinya di masyarakat
yang beragam.
Model Weberian yang dilambangkan oleh praktik demokrasi
Barat, ini sebagai model rasional dengan tekanannya pada aturan-aturan dan
prinsip-prinsip legal formal. Malahan sebagai pemberian status dan kewenangan
ke individu-individu. Masyarakat Barat memuja-muja tata hukum meskipun ini
abstrak dan tidak berkepribadian. Ciri-ciri lain model rasional termasuk di
dalamnya pembagian kerja secara ilmiah, hierarki hubungan atasan-bawahan,
pemilihan pegawai berdasarkan jasa sebagai lawan patronase (perlindungan).
Simon memberi kesan bahwa faktor-faktor sosial dan psikologi
sosial mempengaruhi sika-sikap pekerja, termasuk analisis deskriptif
organisasinya. Pemilihan "satu cara terbaik" untuk
meng-implementasikan program akan dipertimbangkan faktor-faktor kemanusiaan
sebagai formalitas dari organisasi dan pembagian kerja. Mengabaikan terhadap
faktor-faktor psikologi sosial, Simon membantah, dapat menghasilkan kurang dari
pada banyak, efisiensi.
Maslow dan Chris Argyris adalah ahli teori aktualisasi diri
menyatakan bahwa dalam jiwa orang (laki-laki) terdapat suatu hierarki kebutuhan
yang mana ia mencoba untuk memuaskannya dengan sebagai pekerja. Di dasar
piramida adalah kebutuhan fisik dasar, seperti kebutuhan makanan, pakaian, dan
tempat berteduh. Selanjutnya, derajat kebutuhan yang lebih tinggi, ia mencari
persahabatan dan kehormatan dari rekan sekerja.
Selanjutnya
derajat kebutuhan yang lebih atas, ia memuaskan egonya melalui prestasinya
kerjanya dan pengakuan dari sesama rekan sekerjanya. Akhirnya, pada tingkat
paling atas, orang mengaktualisasikan dirinya dengan menyatukan kesuksesan dan
tanggung jawab di posisinya dengan cita-cita pribadinya.
Teori Klasik
Administrasi
Mekipun ada semacam pesimisme dari sementara ahli, namun
ternyata Birokrasi masih cukup favorit untuk dibahas. Birokrasi ini ternyata
menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari (unavoidable) karena untuk urusan apa
pun kita tetap akan berhubungan dengan birokrasi. Sebenarnya dengan tipe
idealnya, birokrasi dimaksudkan untuk memperlancar, mempermudah, mempercepat,
mengefisienkan proses administrasi, namun apa yang terjadi tidak selalu
demikian. Kesan yang negatif selalu muncul.
Termasuk dalam kelompok pelopor teori klasik adalah Frederik
W. Taylor meskipun latar belakang pendidikan dan pekerjaannya adalah di bidang
teknik, ia dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah". Pemikirannya
yang cemerlang mampu mengembangkan suatu cara terbaik untuk metode kerja yang
baru, menciptakan standar kerja, menemukan orang yang tepat untuk suatu jenis
pekerjaan tertentu melalui proses seleksi dan menyediakan peralatan dan
perlengkapan kerja yang terbaik bagi pekerja.
Pelopor teori klasik lainnya adalah Henry Fayol yang sangat
terkenal dengan 14 prinsip administrasi yang ditulis dalam bukunya berbahasa
Perancis Administration Industrielle en Generale. Dari enam jenis kegiatan
sebuah perusahaan ternyata yang lebih banyak disorot oleh Fayol adalah hal yang
terakhir, yakni aspek manajerial, sementara lima kegiatan yang lain tidak
banyak mencurahkan perhatiannya karena sudah banyak ahli lain yang membahasnya.
POSDCORB dari Gulick dan Urwick merupakan gambaran kegiatan
utama dari para eksekutif di dalam organisasi yang meliputi planning,
organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting yang
melahirkan beberapa konsekuensi terhadap teori administrasi, seperti dikotomi
antara politik dan administrasi sebagai bagian yang sentral dari proses
administrasi.
Teori Neoklasik
Administrasi
Dalam bukunya Administrative Behavior, Herbert Simon
mengemukakan tiga tema utama dalam proses pengambilan keputusan dalam
organisasi yaitu sebagai berikut. Keputusan adalah kegiatan sentral dari
organisasi.
Instrumental reason atau alasan-alasan instrumental adalah
bersifat sentral di dalam perbuatan keputusan administratif dan pemahaman
organisasi.
Konsep satisfying atau memuaskan yang merupakan pembatalan
yang signifikan terhadap rasionalitas dan dampaknya terhadap perilaku
organisasi merupakan kondisi utama di dalam pembuatan keputusan.
Teori-Teori Klasik dan
Neoklasik Yang Perspektif
Mengawali teori klasik di bidang administrasi publik ini
adalah teori Birokrasi dari Weber. Ternyata ada sedikit perbedaan pandangan
penulis mancanegara dengan penulis dalam negeri tentang birokrasi. Teoretisi
lainnya yang masuk kelompok klasik ini adalah Taylor dan Fayol.
Apabila kita mengkritisi teori-teori Neoklasik maka yang
menarik adalah pandangan Herbert Simon tentang Konsep Rasionalitas Murni (Pure
Rationality) dan Rasionalitas Terbatas (Bounded Rationality) pada proses
pengambilan keputusan di dalam organisasi. Demikian juga perbandingan
pemikiran-pemikiran intelek dari Herbert Simon dan Chester Barnard.
Hubungan Kemanusiaan
Pendahulu-pendahulu Teori Hubungan Kemanusiaan meskipun
masih terikat pada pandangan Teori Organisasi Klasik, tetapi telah mulai
menekankan bahwa manusia adalah unsur penting yang perlu mendapatkan perhatian
yang penuh dari organisasi.
Studi Hawthorne yang menyangkut serangkaian penelitian
mengenai tingkah laku manusia dalam situasi kerja pada perusahaan Western
Electric Company yang berlangsung sejak tahun 1924 sampai tahun 1933 menemukan
Konsep Manusia Sosial yang didorong oleh kebutuhan sosial yang menginginkan
imbalan hubungan pada pekerjaan dan yang merespons lebih besar terhadap tekanan-tekanan
kelompok kerja dibandingkan terhadap kendali manajemen sehingga pendapat teori
klasik tentang Manusia Rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan ekonomi pribadi
berubah menjadi Konsep Manusia Sosial yang menekankan pada hubungan-hubungan
dalam kelompok kerja. Namun demikian perlu pula diperhatikan berbagai kritik
yang dilontarkan terhadap penelitian Hawthorne ini baik dari aspek konsep,
metodologi, maupun kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh.
Chester Barnard dalam bukunya The Functions of the Executive
sangat menaruh perhatian besar terhadap organisasi terutama organisasi formal
yang dianggapnya memiliki karakter yang paling penting dari kehidupan sosial
serta sebagai suatu aspek struktur utama masyarakat itu sendiri. Barnard
menaruh perhatian besar hampir secara eksklusif pada proses bagaimana
individu-individu berhubungan dan dipengaruhi oleh organisasi. Inti daripada
proses ini adalah cooperation atau kerja sama.
Untuk dapat lebih memahami teori kehidupan organisasi dari
Barnard perlu diperhatikan 3 hal, yaitu organisasi sebagai suatu sistem,
organisasi formal, dan organisasi informal, dan peranan eksekutif.
Teori-Teori Perilaku
Manusia
Dalam Teori Perilaku Manusia yang muncul, kemudian
dijelaskan berbagai konsep dari Abraham Maslow, Douglas McGregor, dan Warren
Bennis. Abraham Maslow dengan Teori Tingkat Kebutuhannya sangat menekankan pada
self actualization man atau manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi
dirinya. Maslow melihat kebutuhan manusia dalam suatu jenjang tangga mulai dari
kebutuhan dasar dan kebutuhan yang lebih tinggi. Maslow menekankan pada konsep
partisipasi dan self actualization man-nya adalah sinonim dengan konsep
organizational democracy.
Penulis berikutnya adalah Douglas McGregor yang sangat
terkenal dengan Teori X dan Teori Y-nya. Teori X dan Teori Y ini sebetulnya
adalah asumsi sadar atau tidak sadar yang dipergunakan manajer dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatannya, yang apabila dilaksanakan sepenuhnya akan
mempunyai konsekuensi self full filling prophecy.
Salah seorang teoretisi Human Relation yang dibahas
berikutnya adalah Warren Bennis yang mengatakan bahwa demokrasi tidak dapat
dielakkan dalam organisasi yang pada era tahun 1960-an dan tahun 1970-an
menjadi bidang yang menarik bagi para teoretisi administrasi.
0 Komentar